07 Mei 2009

Biar Gratis Asal Berkualitas, Nasib Sekolah Swasta ?????

Pemerintah menaikkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) secara signifikan. Jumlahnya masih belum bisa menutup seluruh biaya operasional sekolah. Perlu andil Pemerintah Daerah agar sekolah gratis tidak mengorbankan mutu.



Aplaus meriah mengiringi penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Departemen Pendidikan Nasional dan Kepala Dinas Pendidikan di seluruh Indonesia. Bertempat di gedung Depdiknas, Jakarta, nota kesepahaman ini, antara lain diteken oleh Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Suyanto, Ph.D. pada medio Januari lalu.
Seremoni ini menandai penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk semua sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Tahun ini pemerintah mengalokasikan dana BOS 50% lebih besar daripada tahun sebelumnya. Bila tahun lalu alokasinya Rp 11,2 triliun, tahun ini naik setengahnya menjadi Rp 16 triliun.

Sejak dana BOS diluncurkan tahun 2006, jumlahnya terus naik. Pada awalnya pos ini kebagian anggaran Rp 10,3 triliun. Namun tahun berikutnya naik menjadi Rp 11,2 triliun, hingga tahun ini mencapai Rp 16 triliun. Ini merupakan konsekuensi dari kebijakan pemerintah presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu sebesar Rp 224 triliun. Dengan demikian dana BOS menempati porsi 7,5% dari total anggaran pendidikan.

Menurut Dirjen Mandikdasmen, Prof. Suyanto, pemerintah sengaja menaikkan anggaran BOS secara signifikan agar pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan mutu. Mulai tahun ini pembagiannya dibedakan untuk sekolah-sekolah di kota dan di daerah. Misalnya, jatah untuk anak Sekolah Dasar (SD) di perkotaan ditetapkan Rp 400.000 per siswa setiap tahun, sedangkan untuk siswa SD di pedesaan ditetapkan Rp 397.000 per siswa setiap tahun. Dengan dana tersebut siswa sudah bisa menikmati pembebasan biaya sekolah dan beberapa buku paket versi murah yang telah dibeli hak ciptanya oleh pemerintah.

Tak lama setelah kebijakannya diluncurkan, dana itu mengalir cepat ke sekolah-sekolah. Di Kabupaten Cimahi, Jawa Barat, misalnya, dana itu langsung cair ke 188 sekolah penerima hanya berselang sehari setelah MoU diteken di Jakarta. Total dana yang dibagi sebesar Rp 8,1 miliar lebih.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kucuran dana tahun ini lebih cepat diterima oleh sekolah-sekolah karena Depdiknas telah meminta kepada pemerintah daerah agar jalur birokrasi yang terlampau panjang bisa dipotong.

Dengan penyaluran dana BOS ini, semua pendidikan dasar wajib menggratiskan para siswa dari pungutan operasional. Selain agar beban orang tua siswa menjadi ringan, BOS diarahkan agar bisa membuat mutu pendidikan menjadi lebih baik. Sekolah yang memungut bayaran dari siswa SD dan SMP akan ditindak tegas dan dihukum berat. Sesuai aturan yang berlaku, kepala sekolahnya didenda Rp 500 juta dan diberhentikan sebagai tenaga pendidikan. Aturan ini berlaku untuk semua pendidikan dasar, kecuali yang berstandar internasional atau rintisannya.

Namun, menurut Suyanto, sebetulnya besaran dana ini belum mencukupi seluruh kebutuhan sekolah. Karena itulah, peran pemerintah daerah dituntut untuk menutupi kekurangannya. Sementara, pihak sekolah sudah tidak boleh lagi memungut uang operasional dari orang tua siswa. ”Tanpa ada komitmen Pemda pada dunia pendidikan, mustahil pendidikan gratis akan disertai dengan peningkatan kualitas,” kata Suyanto yang juga guru besar Universitas Negeri Yogyakarta itu.

Agar sekolah-sekolah bisa menjalankan operasionalnya dengan lancar, perlu political will dari Pemda untuk mengalokasikan dana APBD agar sekolah gratis semakin menarik. Ketika Pemda sanggup menambahi dana untuk membiayai operasional maka sekolah masih memiliki ruang untuk melakukan peningkatan kualitas pendidikan. Namun bila ketergantungan kepada dana BOS membuat operasional menjadi pas-pasan, maka sekolah-sekolah akan terpasung dengan utopia pendidikan gratis.

Dana BOS idealnya mengucur dari dua komponen, pemerintah pusat dan daerah. Apabila sekolah hanya hidup dengan BOS dari pemerintah pusat, maka ia akan kesulitan mengontrol mutu karena minimnya dana operasional. Tanpa ada komitmen yang jelas dari pemda untuk menggratiskan pendidikan dasar, mustahil pendidikan gratis akan disertai dengan peningkatan kualitas. Oleh karena itu pemda perlu mengalokasikan APBD-nya secara signifikan untuk mewujudkan pendidikan gratis yang berkualitas. Tanpa begitu dana BOS justru akan mendegradasi kualitas sekolah-sekolah.

Suyanto mengingatkan, isu sekolah gratis hendaknya tidak hanya menjadi dagangan poltik menjelang Pilkada, namun harus diwujudkan dalam bentuk policy yang pro pendidikan. Hal ini menjadi sebuah keharusan, karena undang-undang mengamanatkan itu. UU Sisdiknas, Pasal 34 ayat 2, berbunyi “Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya”.

Dana operasional sekolah sebenarnya sejak awal didesain hanya untuk membantu pemerintah daerah. “BOS tidak lebih hanyalah bantuan biasa,” kata Suyanto. Besarannya hanya cukup untuk menutup sepertiga dari biaya operasional sekolah. Hanya untuk sekolah dasar di desa-desa, dana itu sudah bisa menutup semua biaya operasional sekolah. Di sekolah-sekolah di perkotaan, dana BOS tidak cukup menopang biaya pendidikan. Kekurangannya harus ditanggung pemerintah daerah.

Dengan hitungan seperti ini semestinya pemerintah daerah tidak ragu menyisihkan sebagian anggarannya untuk menata sekolah-sekolah secara serius. Namun kenyataannya saat ini kebanyakan Pemda belum memberikan perhatian secara signifikan dalam hal ini. Ada yang menganggap dana BOS dari pemerintah pusat sudah memadai, sehingga hanya dana itu yang menjadi satu-satunya sumber dana yang menyangga operasional sekolah.

Meskipun, saat ini dana pendidikan yang dialokasikan dari APBD lebih dari 20%, namun sebagian besar terserap untuk gaji sehingga biaya yang mengucur langsung untuk pengembangan sekolah masih minim. Karena, berdasarkan UU Sisdiknas pasal 49 ayat 1, gaji guru dihitung sebagai pembiayaan pendidikan.

Hingga saat ini sudah terdapat beberapa Pemerintah Daerah (Pemprov maupun Pemkab/Pemkot) yang turut mengalokasikan biaya operasional pendidikan atau biaya operasional sekolah (BOP/BOS) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mereka. Di antaranya Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Bahkan, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan termasuk yang sukses memberikan perhatian pada dunia pendidikan. Sejak tahun 2002 Pemkab Muba rutin menganggarkan dana pendidikan di atas 20% APBD. Bila awalnya hanya seperlima APBD, tahun lalu sudah meningkat menjadi 22% atau sebesar Rp 357 milyar.

Di kabupaten berpenduduk 474 ribu jiwa itu tidak hanya pendidikan dasar 12 tahun yang gratis, program itu meluas hingga SLTA dan Perguruan Tinggi. Akademi Ilmu Keperawatan (Akper) Musi Banyuasin dan Politeknik Sekayu kini menjadi contoh perguruan tinggi gratis bertaraf internasional. Menurut Bupati Muba Alex Noerdin yang kini menjadi Gubernur Sumatera Selatan, Muba sudah tidak sekedar bicara tentang sekolah gratis melainkan sudah melangkah pada perbaikan mutu pendidikan.
Pertanyaan yang timbul di hati penulis, Bagaimana nasib sekolah swasta, terutama sekolah swasta pinggiran yang tidak favorit. Bukankah ini merupakan pembinasaan secara halus bagi sekolah swasta ???


Selengkapnya...

Golden Age

Pengarahan Dirjen Mandikdasmen pada Pembukaan Rakor Pembinaan TK

Dalam Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28 menyebutkan bahwa Taman Kanak-kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan anak usia dini jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.


Perspektif pembangunan manusia Indonesia seutuhnya menjadi landasan konseptual dari pembangunan pendidikan nasional yang ingin kita kembangkan. Dalam perspektif ini pembangunan pendidikan harus mampu membangun seluruh potensi kecerdasan manusia secara optimal dan bermanfaat bagi diri, masyarakat, dan pembangunan nasional. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu membangun seluruh potensi kecerdasan manusia sehingga berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi diri, masyarakat dan pembangunan nasional.
Dalam kerangka ini pendidikan anak usia dini menjadi sangat strategis, sebab jenjang ini masa yang paling baik untuk meletakkan dasar yang kokoh bagi perkembangan mental emosional, akhlak dan potensi otak anak. Para ahli sering menyebut masa kanak-kanak sebagai usia emas (golden age).

Para ahli psikologi berpendapat bahwa usia dini sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun.

Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Fakta lain ditemukan bahwa pada saat lahir, otak bayi sudah memiliki sekitar 100 milliar sel otak atau neuron atau telah mencapai jumlah 75% dari jumlah sel-sel otak manusia dewasa. Perkembangan otak menjadi sempurna melalui pengalaman dari hari ke hari yang dialami oleh anak. Saat-saat kritis masa penyempurnaan itu terjadi sejak masa konsepsi hingga usia 6 tahun.

Penjelasan di atas menggambarkan kepada kita semua bahwa pada masa kanak-kanak semua potensi berkembang secara pesat. Oleh karena itu, layanan pendidikan anak usia taman kanak-kanak haruslah memenuhi standar mutu yang dapat c1ipertanggungjawabkan. Terkait dengan itu, atas dasar teori bahwa otak manusia itu memiliki beberapa jenis kecerdasan yaitu bahasa, log'ika matematika, ruang, kinestika tubuh, musik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalist. Maka anak usia taman kanak-kanak perlu diberi perhatian dan rangsangan, dengan cara memberikan pengalaman yang beragam.

Perhatian pemerintah yang lebih intensif terhadap pendidikan anak usia dini telah dimulai sejak enam tahun terakhir melalui Direktorat Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Program-program nyata telah direalisasikan oleh pemerintah, seperti pembangunan TK Pembina sebagai TK Percontohan, penambahan gedung dan ruang baru dan mewujudkan TK-SD Satu Atap dalam rangka peningkatan dan perluasan aks.es pendidikan TK, serta penambahan alat-alat bermain dan belajar bagi anak-anak TK kita, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di TK.

Seluruh program tersebut diupayakan berkaitan dengan target nasional jangka menengah, yaitu pada tahun 2009 kita mengharapkan Angka Partisipasi Kasar (APK) TK mencapai 45% dari sekitar 40,40% yang ada sekarang. Program tersebut dilaksanakan seiring dengan upaya peningkatan mutu pelayanan pendidikan pada jenjang Taman Kanak kanak. Saya percaya target tersebut bisa kita capai, karena mulai tahun anggaran 2009, komitmen pemerintah mengalokasikan 20% APBN untuk pendidikan telah diwujudkan.

Selain memberikan perhatian pada aspek akses pendidikan TK, saat ini pemerintah juga melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan TK antara lain menyusun standarisasi pendidikan TK sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, karena hingga saat ini belum ditetapkan Standar Nasional Pendidikan untuk TK. Untuk itu pemerintah telah mlakukan kegiatan Kajian Kebijakan TK di lapangan dan kajian dokumen serta kajian teoritis berbagai landasan keilmuan tentang Pendidikan Taman Kanak-Kanak berupa "Naskah Akademik", serta draft standar nasional pendidikan TK yang mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Copyright © 2009 - Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Selengkapnya...

Obat hati yang sedang duka

Bagi anda yang sedang mengalami duka hati yang dalam, lebih baik anda mengamalkan doa ini seikhlas anda.



Selengkapnya...

Doa naik kendaraan

Mau bepergian dengan kendaraan jangan lupa baca doa dulu
Doa naik kendaraan tidak lupa khan...



Selengkapnya...

Rahasia Gerakan Shalat


Setiap gerakan shalat yang dicontohkan Rasulullah SAW sarat akan hikmah dan manfaat. Syaratnya, semua gerak tersebut dilakukan dengan benar, tumaninah, serta dilakukan secara istikamah.

Suatu ketika Rasulullah SAW berada di dalam Masjid Nabawi, Madinah. Selepas menunaikan shalat, beliau menghadap para sahabat untuk bersilaturahmi dan memberikan tausiyah. Tiba-tiba, masuklah seorang pria ke dalam masjid, lalu melaksanakan shalat dengan cepat.


Setelah selesai, ia segera menghadap Rasulullah SAW dan mengucapkan salam. Rasul berkata pada pria itu, "Sahabatku, engkau tadi belum shalat!"

Betapa kagetnya orang itu mendengar perkataan Rasulullah SAW. Ia pun kembali ke tempat shalat dan mengulangi shalatnya. Seperti sebelumnya ia melaksanakan shalat dengan sangat cepat. Rasulullah SAW tersenyum melihat "gaya" shalat seperti itu.

Setelah melaksanakan shalat untuk kedua kalinya, ia kembali mendatangi Rasulullah SAW. Begitu dekat, beliau berkata pada pria itu, "Sahabatku, tolong ulangi lagi shalatmu! Engkau tadi belum shalat."

Lagi-lagi orang itu merasa kaget. Ia merasa telah melaksanakan shalat sesuai aturan. Meski demikian, dengan senang hati ia menuruti perintah Rasulullah SAW. Tentunya dengan gaya shalat yang sama.

Namun seperti "biasanya", Rasulullah SAW menyuruh orang itu mengulangi shalatnya kembali. Karena bingung, ia pun berkata, "Wahai Rasulullah, demi Allah yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa melaksanakan shalat dengan lebih baik lagi. Karena itu, ajarilah aku!"

"Sahabatku," kata Rasulullah SAW dengan tersenyum, "Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah Al-Fatihah dan surat dalam Alquran yang engkau pandang paling mudah. Lalu, rukuklah dengan tenang (thuma'ninah), lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak. Selepas itu, sujudlah dengan tenang, kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang. Lakukanlah seperti itu pada setiap shalatmu."

Kisah dari Mahmud bin Rabi' Al Anshari dan diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahih-nya ini memberikan gambaran bahwa shalat tidak cukup sekadar "benar" gerakannya saja, tapi juga harus dilakukan dengan tumaninah, tenang, dan khusyuk.

Kekhusukan ruhani akan sulit tercapai, bila fisiknya tidak khusyuk. Dalam arti dilakukan dengan cepat dan terburu-buru. Sebab, dengan terlalu cepat, seseorang akan sulit menghayati setiap bacaan, tata gerak tubuh menjadi tidak sempurna, dan jalinan komunikasi dengan Allah menjadi kurang optimal. Bila hal ini dilakukan terus menerus, maka fungsi shalat sebagai pencegah perbuatan keji dan munkar akan kehilangan makna. Karena itu, sangat beralasan bila Rasulullah SAW mengganggap "tidak shalat" orang yang melakukan shalat dengan cepat (tidak tumaninah).

Hikmah gerakan shalat
Sebelum menyentuh makna bacaan shalat yang luar biasa, termasuk juga aspek "olah rohani" yang dapat melahirkan ketenangan jiwa, atau "jalinan komunikasi" antara hamba dengan Tuhannya, secara fisik shalat pun mengandung banyak keajaiban.

Setiap gerakan shalat yang dicontohkan Rasulullah SAW sarat akan hikmah dan bermanfaat bagi kesehatan. Syaratnya, semua gerak tersebut dilakukan dengan benar, tumaninah serta istikamah (konsisten dilakukan).

Dalam buku Mukjizat Gerakan Shalat, Madyo Wratsongko MBA. mengungkapkan bahwa gerakan shalat dapat melenturkan urat syaraf dan mengaktifkan sistem keringat dan sistem pemanas tubuh. Selain itu juga membuka pintu oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik negatif dari tubuh, membiasakan pembuluh darah halus di otak mendapatkan tekanan tinggi, serta membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh (arteri jantung).

Kita dapat menganalisis kebenaran sabda Rasulullah SAW dalam kisah di awal. "Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah."

Saat takbir Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ke atas hingga sejajar dengan bahu-bahunya (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar). Takbir ini dilakukan ketika hendak rukuk, dan ketika bangkit dari rukuk.

Beliau pun mengangkat kedua tangannya ketika sujud. Apa maknanya? Pada saat kita mengangkat tangan sejajar bahu, maka otomatis kita membuka dada, memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk dialirkan ke bagian otak pengatur keseimbangan tubuh, membuka mata dan telinga kita, sehingga keseimbangan tubuh terjaga.

"Rukuklah dengan tenang (tumaninah)." Ketika rukuk, Rasulullah SAW meletakkan kedua telapak tangan di atas lutut (HR Bukhari dari Sa'ad bin Abi Waqqash). Apa maknanya? Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan maksimal, dapat merawat kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang belakang (sebagai syaraf sentral manusia) beserta aliran darahnya. Rukuk pun dapat memelihara kelenturan tuas sistem keringat yang terdapat di pungggung, pinggang, paha dan betis belakang. Demikian pula tulang leher, tengkuk dan saluran syaraf memori dapat terjaga kelenturannya dengan rukuk. Kelenturan syaraf memori dapat dijaga dengan mengangkat kepala secara maksimal dengan mata mengharap ke tempat sujud.

"Lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak." Apa maknanya? Saat berdiri dari dengan mengangkat tangan, darah dari kepala akan turun ke bawah, sehingga bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Hal ini dapat menjaga syaraf keseimbangan tubuh dan berguna mencegah pingsan secara tiba-tiba.

"Selepas itu, sujudlah dengan tenang." Apa maknanya? Bila dilakukan dengan benar dan lama, sujud dapat memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke otak atau kepala, termasuk pula ke mata, telinga, leher, dan pundak, serta hati. Cara seperti ini efektif untuk membongkar sumbatan pembuluh darah di jantung, sehingga resiko terkena jantung koroner dapat diminimalisasi.

"Kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang." Apa maknanya? Cara duduk di antara dua sujud dapat menyeimbangkan sistem elektrik serta syaraf keseimbangan tubuh kita. Selain dapat menjaga kelenturan syaraf di bagian paha dalam, cekungan lutut, cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Subhanallah!

Masih ada gerakan-gerakan shalat lainnya yang pasti memiliki segudang keutamaan, termasuk keutamaan wudhu. Semua ini memperlihatkan bahwa shalat adalah anugerah terindah dari Allah bagi hamba beriman. Wallaahu a'lam.


Selengkapnya...

Jadwal Ujian Sekolah

JADWAL UJIAN SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2008/2009



No.
Hari, Tanggal
Waktu
Mata pelajaran

Susulan

1.


2.


3.


4.


Senin,
11 Mei 2009

Selasa,
12 Mei 2009

Rabu,
13 Mei 2009

Kamis,
14 Mei 2009

07.30 – 09.00
09.30 – 11.00

07.30 – 09.00
09.30 – 11.00

07.30 – 09.00
09.30 – 11.00

07.30 – 09.00

Pendidikan Agama
PKn

T I K
Mulok I : Bahasa Jawa

Ilmu Pengetahuan Sosial
Mulok II : Tata Busana

Seni Budaya
Senin,
18 Mei 2009

Selasa,
19 Mei 2009

Rabu,
20 Mei 2009

Kamis,
21 Mei 2009



Gemuh,
Kepala Sekolah,


H. Al Badru, BA



Selengkapnya...

Sediihhhhh

Melihat tayangan di media televisi, menyimak berita di media cetak yang berkaitan dengan Ujian Nasional SMP, saya merasa sangat sedih. Pasalnya

ada beberapa sekolah penyelenggara ujian nasional yang "bermain" demi mengejar pencapaian kelulusan yang 100 %. Apakah ini sesuai dengan tujuan pendidikan Indonesia, dan yang sangat saya herankan, apakah guru ybs sudah lupa bahwa apa yang dilakukan itu telah meracuni benak para anak didiknya berupa "virus" menular. "virus" itu adalah ketergantungan anak didik pada jenjang berikutnya yang menggantungkan dan atau mengandalkan bantuan dan atau bocoran jawaban ujian nasional.
Saya tidak bisa berkomentar banyak karena saya yakin, semua pembaca lebih memahami dan lebih mengerti apa yang terjadi ?????
Saya hanya bisa berharap, marilah kita melakukan uswatun khasanah "teladan yang baik" kepada anak didik kita, jangan hanya "jarkoni" (ujar-ujar ora bisa nglakoni).

Selengkapnya...

Konsep Pelatihan

KONSEP DASAR PELATIHAN
TrainingSumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal penting dalam sebuah organisasi. Peran SDM sangat penting untuk kemajuan dan perubahan organisasi. Dikarenakan SDM mempengaruhi keefektifan dan keefisienan peran, fungsi dan tujuan organisasi. Untuk itu, perhatian organisasi untuk SDM harus dilakukan terus menerus dengan memelihara dan melatih SDM dengan berbagai cara, melalui serangkaian kegiatan dan program-program yang bersifat pengetahuan dan keterampilan. Saat ini sudah banyak perusahaan atau organisasi yang melakukan serangkaian kegiatan atau program guna mengingkatkan kinerja karyawannya.



Kegiatan atau program tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan, seminar, workshop, konseling maupun studi banding guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, perbaikan sikap serta meningkatkan kinerja ataupun sekedar mengetahui pengetahuan baru. Akan tetapi, setelah mengikuti suatu pelatihan, kadang-kadang suatu individu kinerjanya tetap tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mengapa dapat terjadi seperti itu? Siapa yang harus bertanggung jawab atas hal ini? Apaka individunya yang tidak mampu mengelola pendidikan dan pealtihan? Ataukah perusahaannya yang kurang peka terhadap kebutuhan organisasi? Mengapa pendidikan harus diimbangi dengan pelatihan?

Jika suatu organisasi ingin tujuannya tercapai sesuai dengan harapan, maka setiap individunya harus dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan efektif dan efisien. Pengetahuan dan keterampilan karyawan akan mempengaruhi apakah tugas yang diberikan padanya akan berhasil dan mencapai tujuan.

Individu/karyawan yang tidak memiliki atau sedikit memiliki pengetahuan dan keterampilan akan menghambat keberhasilan organisasinya. Oleh karena itu, setiap karyawan harus melakukan pemeliharaan dan pengembangan terhadap pengetahuan dan keterampilannya. Sikap dan nilai yang dimiliki karyawan terhadap lingkunag akan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas. Guna mencapai keberhasilan dalam tugas dan tujuan organisasi, setiap karyawan harus terus mengembangkan sikap yang dimilikinya agar tercipta budaya kerja yang diinginkan.

Dalam buku “Menyemai Teknologi Pendidikan”, buah karya Prof Yusufhadi Miarso, MSc, disebutkan bahwa tenaga kerja yang dibutuhkan dalam era perubahan ini adalah mereka yang terdidik dengan baik, terlatih, dan mengusai informasi (well educated, well trained, well informed). Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan dan pelatihan. Dalam bukunya, Prof Yusufhadi Miarso, MSc menyebutkan pendidikan memiliki pendekatan “just in case” artinya menganggap fungsinya adalah mempersiapkan peserta didik yang siap latih atau siap memasuki dunia kerja. Berbeda dengan pelatihan yang memiliki landasan pendekatan “just in time” yang artinya pembelajaran untuk suatu kompetensi atau keterampilan tertentu pada saat yang diperlukan.

Sedangkan Jay Cross dalam tulisannya Training vs. Education:A Distinction That Makes A Difference yang dipublikasikan pada Bank securities Journal, menyebutkan bahwa Pelatihan bukanlah pendidikan. Pendidikan diukur dari waktu (tenure) seperti halnya mengikuti seminar atau kuliah 4 tahun di kampus. Pelatihan (training) diukur dari ‘apa yang dapat kamu lakukan setelah kamu menyelesaikan masa pelatihan itu’. Training adalah melakukan. Training meningkatkan performance. Tujuan yang baik dalam sebuah training adalah memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu (doing something), bukan memiliki kemampuan untuk mengetahui sesuatu (knowing something).

Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan untuk memperoleh pengetahuan, proses intelektual, perolehan kompetensi, bersifat luas atau fokus pada hal yang luas (terdapat dalam lingkup sesuatu yang sedang ditekuninya ataupun tidak), bertahap dan kegiatan tersebut dilakukan dalam waktu yang relatif lama. Pendidikan dapat dilakukan dengan cara sekolah, kuliah dan program-program yang dinstruksikan. Sedangkan pelatihan merupakan kegiatan yang berfungsi meningkatkan keterampilan individu dalam mendalami pekerjaan yang sedang ditekuninya atau yang terkait dengan pekerjaannya. Pelatihan dilakukan pada saat keterampilan tersebut dibutuhkan.

Pelatihan membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan dalam penerapannya untuk meningkatkan keterampilan, kecakapan sikap dan meningkatkan motivasi individu dalam bekerja agar hasil kerjanya memuaskan. Keterampilan dapat dilakukan dengan kegiatan seminar, workshop, konseling, coaching, mentoring dan sebagainya. Pelatihan bersifat khusus (fokus pada satu hal saja) dan tidak bertahap. Karena bersifat penerapan, maka pelatihan yang dilakukan cenderung bersifat praktek guna mencapai tujuan organisasi.

Peningkatan sikap sendiri dapat dilakukan dengan metode-metode permainan yang saat ini telah banyak dikembangkan oleh penyedia pelatihan yang bersifat outbond. Peningkatan sikap berguna untuk menciptakan lingkungan kerja yang diinginkan dan dapat pula meningkatkan motivasi individu serta membangun teamwork.

Jadi setiap pengembangan, pendidikan dan pealtihan memiliki makna dan kegiatan tersendiri. Pengembangan merupakan kegiatan yang dilakukan dan pelatihan untuk jangka waktu ke depan. Pendidikan dilakukan untuk waktu yang lama, berjenjang dan fokus pada hal yang luas untuk meningkatkan pengetahuan secara umum. Pelatihan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam waktu singkat, tidak berjenjang, fokus pada satu hal dan dilatih saat itu saja untuk meningkatkan keterampilan.

Adapula istilah-istilah lainnya yaitu coaching mengandung pengertian pembinaan dilakukan atasan dan bawahan untuk suatu keterampilan tertentu. Mentoring yaitu pembinaan yang dilakukan antara senior dan junior. Konseling yaitu menyelesaikan masalah motivasi. Jadi education, training, development, coaching/mentoring mengatasi masalah kompetensi.

Selengkapnya...