03 Maret 2012

Soal Praktik Excel

Soal Praktik Microsoft Excel:

  1. Bukalah microsoft excel
  2. Ketiklah File dibawah
DAFTAR PENJUALAN BARANG
TOKO BUKU "GEMUH CITY"
BULAN FEBRUARI 2012








No. Nama Barang Unit Satuan Harga Satuan Jumlah Harga Diskon Total Jumlah
1 Buku Tulis 115 buah Rp 2.000


2 Mouse 53 buah Rp 500


3 Keyboard 68 buah Rp 4.000


4 Tinta Printer 236 buah Rp 1.500


5 Penggaris Panjang 79 buah Rp 2.300


6 Pensil 124 buah Rp 1.200


7 Penghapus 25 buah Rp 20.000


8 Tipe-ex 15 buah Rp 50.000


9 Pulpen 42 buah Rp 25.000


10 Buku Gambar 23 buah Rp 15.000


11 Kertas HVS 150 rim Rp 40.000


12 Kertas Buram 200 rim Rp 25.000






Jumlah Total






Nilai Tertinggi






Nilai Terendah










  1. Untuk melengkapi tabel di atas, perhatikan ketentuan di bawah ini :
    1. Untuk mengisi Jumlah harga diperoleh dari : Unit dikalikan dengan Harga satuan
    2. Untuk mengisi Diskon diperoleh dari : Jumlah harga dikalikan 10%
    3. Untuk mengisi Total Jumlah diperoleh dari : Jumlah harga dikurangi diskon
    4. Untuk mengisi Jumlah Total diperoleh dari : Penjumlahan otomatis dari baris ke-6 hingga baris ke- 17
    5. Untuk mengisi Nilai Tertinggi : Gunakan rumus pencarian nilai maksimal pada sel F6 – F17
    6. Untuk mengisi Nilai Terendah : Gunakan rumus pencarian nilai minimal pada sel F6 – F17

  1. simpanlah dokumen anda dengan nama, no.absen, dan kelas anda !
  2. Tutuplah windows ms. excel anda !
Selengkapnya...

Soal Praktik Word

Soal Praktik Microsoft Word :

  1. Bukalah microsoft word
  2. Atur dulu halaman Microsoft Word sebagai berikut :

a. Atur batas pengetikan ( Margin ) ; batas atas (top) = 3 cm, bawah (bottom) = 3 cm, kiri (left) = 4 cm dan kanan (right) = 3 cm

b. Pilih orientasi kertas tegak (portrait)

c. Pilih sheet atau jenis kertas A4

d. Aturlah spasi ketikan dengan menggunakan 1,5 spasi

  1. Ketiklah teks di bawah ini beserta sisipan gambarnya !

Penipuan Terbesar Abad Ini,

Ternyata Batu Bulan Yang Dibawa Neil Armstrong Hanya Kayu

Mungkin inilah pembohongan masal terbesar dalam sejarah manusia saat ini dan ini pula yang semakin memperkuat teori konspirasi yang meragukan misi Apollo ke bulan tidak pernah ada sampai ke bulan seperti tercatat dalam sejarah manusia. Selama ini banyak sekali kejanggalan-kejanggalan yang diungkap dari teori konspirasi tersebut seperti bendera Amerika yang berkibar di ruang hampa, bayangan astronaut dan lainnya.

Museum Nasional Belanda yang menyimpan sebuah batu pemberian dari astronaut Neil Amrmstrong dan Edwin Aldrin setelah melakukan suatu investivigasi menyatakan bahwa batu yang di klaim berasal dari bulan tersebut hanyalah seonggok kayu yang sudah mengeras atau membatu.

Tidak pernah terpikir sebelumnya untuk meragukan keaslian batu tersebut karena batu tadi diberikan langsung oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.Seorang ahli Geologi Frank Beunk dari Amsterdam’s Free University menilai batu tersebut memang terlihat indah namun sangat diragukan bila diklaim bahwa itu didapatkan dari bulan.




  1. Jenis huruf / font yang digunakan adalah :
    1. Untuk Judul menggunakan huruf / font bookman old style
    2. Untuk paragraf menggunakan huruf / font Times New Roman
  2. Ukuran huruf yang dipakai adalah
    1. Untuk judul : 18
    2. Untuk teks paragraf : 12
  3. simpanlah dokumen anda dengan nama, no.absen, dan kelas anda !
  4. Setelah selesai, lanjutkan dengan soal ms.excel, tanpa menutup program ms.word !
Selengkapnya...

04 Maret 2010

Ayo.... semangat menghadapi UN


Akhir Maret ini siswa-siswi kelas IX tingkat SMP akan menghadapi ujian yang akan menentukan berhasil ataukah gagal di jenjang SMP yaitu UN 2010. Sepertinya UN koq dianggap sebagaian siswa dan guru merupakan "monster" yang menakutkan. Walau demikian, ayo kita tetap semangat untuk mempersiapkan segala sesuatunya secara lebih baik untuk menghasilkan lulusan yang tinggi. Tetap Semangat, okeeeee ????

Selengkapnya...

07 Mei 2009

Biar Gratis Asal Berkualitas, Nasib Sekolah Swasta ?????

Pemerintah menaikkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) secara signifikan. Jumlahnya masih belum bisa menutup seluruh biaya operasional sekolah. Perlu andil Pemerintah Daerah agar sekolah gratis tidak mengorbankan mutu.



Aplaus meriah mengiringi penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Departemen Pendidikan Nasional dan Kepala Dinas Pendidikan di seluruh Indonesia. Bertempat di gedung Depdiknas, Jakarta, nota kesepahaman ini, antara lain diteken oleh Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Suyanto, Ph.D. pada medio Januari lalu.
Seremoni ini menandai penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk semua sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Tahun ini pemerintah mengalokasikan dana BOS 50% lebih besar daripada tahun sebelumnya. Bila tahun lalu alokasinya Rp 11,2 triliun, tahun ini naik setengahnya menjadi Rp 16 triliun.

Sejak dana BOS diluncurkan tahun 2006, jumlahnya terus naik. Pada awalnya pos ini kebagian anggaran Rp 10,3 triliun. Namun tahun berikutnya naik menjadi Rp 11,2 triliun, hingga tahun ini mencapai Rp 16 triliun. Ini merupakan konsekuensi dari kebijakan pemerintah presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu sebesar Rp 224 triliun. Dengan demikian dana BOS menempati porsi 7,5% dari total anggaran pendidikan.

Menurut Dirjen Mandikdasmen, Prof. Suyanto, pemerintah sengaja menaikkan anggaran BOS secara signifikan agar pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan mutu. Mulai tahun ini pembagiannya dibedakan untuk sekolah-sekolah di kota dan di daerah. Misalnya, jatah untuk anak Sekolah Dasar (SD) di perkotaan ditetapkan Rp 400.000 per siswa setiap tahun, sedangkan untuk siswa SD di pedesaan ditetapkan Rp 397.000 per siswa setiap tahun. Dengan dana tersebut siswa sudah bisa menikmati pembebasan biaya sekolah dan beberapa buku paket versi murah yang telah dibeli hak ciptanya oleh pemerintah.

Tak lama setelah kebijakannya diluncurkan, dana itu mengalir cepat ke sekolah-sekolah. Di Kabupaten Cimahi, Jawa Barat, misalnya, dana itu langsung cair ke 188 sekolah penerima hanya berselang sehari setelah MoU diteken di Jakarta. Total dana yang dibagi sebesar Rp 8,1 miliar lebih.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kucuran dana tahun ini lebih cepat diterima oleh sekolah-sekolah karena Depdiknas telah meminta kepada pemerintah daerah agar jalur birokrasi yang terlampau panjang bisa dipotong.

Dengan penyaluran dana BOS ini, semua pendidikan dasar wajib menggratiskan para siswa dari pungutan operasional. Selain agar beban orang tua siswa menjadi ringan, BOS diarahkan agar bisa membuat mutu pendidikan menjadi lebih baik. Sekolah yang memungut bayaran dari siswa SD dan SMP akan ditindak tegas dan dihukum berat. Sesuai aturan yang berlaku, kepala sekolahnya didenda Rp 500 juta dan diberhentikan sebagai tenaga pendidikan. Aturan ini berlaku untuk semua pendidikan dasar, kecuali yang berstandar internasional atau rintisannya.

Namun, menurut Suyanto, sebetulnya besaran dana ini belum mencukupi seluruh kebutuhan sekolah. Karena itulah, peran pemerintah daerah dituntut untuk menutupi kekurangannya. Sementara, pihak sekolah sudah tidak boleh lagi memungut uang operasional dari orang tua siswa. ”Tanpa ada komitmen Pemda pada dunia pendidikan, mustahil pendidikan gratis akan disertai dengan peningkatan kualitas,” kata Suyanto yang juga guru besar Universitas Negeri Yogyakarta itu.

Agar sekolah-sekolah bisa menjalankan operasionalnya dengan lancar, perlu political will dari Pemda untuk mengalokasikan dana APBD agar sekolah gratis semakin menarik. Ketika Pemda sanggup menambahi dana untuk membiayai operasional maka sekolah masih memiliki ruang untuk melakukan peningkatan kualitas pendidikan. Namun bila ketergantungan kepada dana BOS membuat operasional menjadi pas-pasan, maka sekolah-sekolah akan terpasung dengan utopia pendidikan gratis.

Dana BOS idealnya mengucur dari dua komponen, pemerintah pusat dan daerah. Apabila sekolah hanya hidup dengan BOS dari pemerintah pusat, maka ia akan kesulitan mengontrol mutu karena minimnya dana operasional. Tanpa ada komitmen yang jelas dari pemda untuk menggratiskan pendidikan dasar, mustahil pendidikan gratis akan disertai dengan peningkatan kualitas. Oleh karena itu pemda perlu mengalokasikan APBD-nya secara signifikan untuk mewujudkan pendidikan gratis yang berkualitas. Tanpa begitu dana BOS justru akan mendegradasi kualitas sekolah-sekolah.

Suyanto mengingatkan, isu sekolah gratis hendaknya tidak hanya menjadi dagangan poltik menjelang Pilkada, namun harus diwujudkan dalam bentuk policy yang pro pendidikan. Hal ini menjadi sebuah keharusan, karena undang-undang mengamanatkan itu. UU Sisdiknas, Pasal 34 ayat 2, berbunyi “Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya”.

Dana operasional sekolah sebenarnya sejak awal didesain hanya untuk membantu pemerintah daerah. “BOS tidak lebih hanyalah bantuan biasa,” kata Suyanto. Besarannya hanya cukup untuk menutup sepertiga dari biaya operasional sekolah. Hanya untuk sekolah dasar di desa-desa, dana itu sudah bisa menutup semua biaya operasional sekolah. Di sekolah-sekolah di perkotaan, dana BOS tidak cukup menopang biaya pendidikan. Kekurangannya harus ditanggung pemerintah daerah.

Dengan hitungan seperti ini semestinya pemerintah daerah tidak ragu menyisihkan sebagian anggarannya untuk menata sekolah-sekolah secara serius. Namun kenyataannya saat ini kebanyakan Pemda belum memberikan perhatian secara signifikan dalam hal ini. Ada yang menganggap dana BOS dari pemerintah pusat sudah memadai, sehingga hanya dana itu yang menjadi satu-satunya sumber dana yang menyangga operasional sekolah.

Meskipun, saat ini dana pendidikan yang dialokasikan dari APBD lebih dari 20%, namun sebagian besar terserap untuk gaji sehingga biaya yang mengucur langsung untuk pengembangan sekolah masih minim. Karena, berdasarkan UU Sisdiknas pasal 49 ayat 1, gaji guru dihitung sebagai pembiayaan pendidikan.

Hingga saat ini sudah terdapat beberapa Pemerintah Daerah (Pemprov maupun Pemkab/Pemkot) yang turut mengalokasikan biaya operasional pendidikan atau biaya operasional sekolah (BOP/BOS) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mereka. Di antaranya Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Bahkan, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan termasuk yang sukses memberikan perhatian pada dunia pendidikan. Sejak tahun 2002 Pemkab Muba rutin menganggarkan dana pendidikan di atas 20% APBD. Bila awalnya hanya seperlima APBD, tahun lalu sudah meningkat menjadi 22% atau sebesar Rp 357 milyar.

Di kabupaten berpenduduk 474 ribu jiwa itu tidak hanya pendidikan dasar 12 tahun yang gratis, program itu meluas hingga SLTA dan Perguruan Tinggi. Akademi Ilmu Keperawatan (Akper) Musi Banyuasin dan Politeknik Sekayu kini menjadi contoh perguruan tinggi gratis bertaraf internasional. Menurut Bupati Muba Alex Noerdin yang kini menjadi Gubernur Sumatera Selatan, Muba sudah tidak sekedar bicara tentang sekolah gratis melainkan sudah melangkah pada perbaikan mutu pendidikan.
Pertanyaan yang timbul di hati penulis, Bagaimana nasib sekolah swasta, terutama sekolah swasta pinggiran yang tidak favorit. Bukankah ini merupakan pembinasaan secara halus bagi sekolah swasta ???


Selengkapnya...

Golden Age

Pengarahan Dirjen Mandikdasmen pada Pembukaan Rakor Pembinaan TK

Dalam Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28 menyebutkan bahwa Taman Kanak-kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan anak usia dini jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.


Perspektif pembangunan manusia Indonesia seutuhnya menjadi landasan konseptual dari pembangunan pendidikan nasional yang ingin kita kembangkan. Dalam perspektif ini pembangunan pendidikan harus mampu membangun seluruh potensi kecerdasan manusia secara optimal dan bermanfaat bagi diri, masyarakat, dan pembangunan nasional. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu membangun seluruh potensi kecerdasan manusia sehingga berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi diri, masyarakat dan pembangunan nasional.
Dalam kerangka ini pendidikan anak usia dini menjadi sangat strategis, sebab jenjang ini masa yang paling baik untuk meletakkan dasar yang kokoh bagi perkembangan mental emosional, akhlak dan potensi otak anak. Para ahli sering menyebut masa kanak-kanak sebagai usia emas (golden age).

Para ahli psikologi berpendapat bahwa usia dini sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun.

Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Fakta lain ditemukan bahwa pada saat lahir, otak bayi sudah memiliki sekitar 100 milliar sel otak atau neuron atau telah mencapai jumlah 75% dari jumlah sel-sel otak manusia dewasa. Perkembangan otak menjadi sempurna melalui pengalaman dari hari ke hari yang dialami oleh anak. Saat-saat kritis masa penyempurnaan itu terjadi sejak masa konsepsi hingga usia 6 tahun.

Penjelasan di atas menggambarkan kepada kita semua bahwa pada masa kanak-kanak semua potensi berkembang secara pesat. Oleh karena itu, layanan pendidikan anak usia taman kanak-kanak haruslah memenuhi standar mutu yang dapat c1ipertanggungjawabkan. Terkait dengan itu, atas dasar teori bahwa otak manusia itu memiliki beberapa jenis kecerdasan yaitu bahasa, log'ika matematika, ruang, kinestika tubuh, musik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalist. Maka anak usia taman kanak-kanak perlu diberi perhatian dan rangsangan, dengan cara memberikan pengalaman yang beragam.

Perhatian pemerintah yang lebih intensif terhadap pendidikan anak usia dini telah dimulai sejak enam tahun terakhir melalui Direktorat Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Program-program nyata telah direalisasikan oleh pemerintah, seperti pembangunan TK Pembina sebagai TK Percontohan, penambahan gedung dan ruang baru dan mewujudkan TK-SD Satu Atap dalam rangka peningkatan dan perluasan aks.es pendidikan TK, serta penambahan alat-alat bermain dan belajar bagi anak-anak TK kita, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di TK.

Seluruh program tersebut diupayakan berkaitan dengan target nasional jangka menengah, yaitu pada tahun 2009 kita mengharapkan Angka Partisipasi Kasar (APK) TK mencapai 45% dari sekitar 40,40% yang ada sekarang. Program tersebut dilaksanakan seiring dengan upaya peningkatan mutu pelayanan pendidikan pada jenjang Taman Kanak kanak. Saya percaya target tersebut bisa kita capai, karena mulai tahun anggaran 2009, komitmen pemerintah mengalokasikan 20% APBN untuk pendidikan telah diwujudkan.

Selain memberikan perhatian pada aspek akses pendidikan TK, saat ini pemerintah juga melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan TK antara lain menyusun standarisasi pendidikan TK sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, karena hingga saat ini belum ditetapkan Standar Nasional Pendidikan untuk TK. Untuk itu pemerintah telah mlakukan kegiatan Kajian Kebijakan TK di lapangan dan kajian dokumen serta kajian teoritis berbagai landasan keilmuan tentang Pendidikan Taman Kanak-Kanak berupa "Naskah Akademik", serta draft standar nasional pendidikan TK yang mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Copyright © 2009 - Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Selengkapnya...