07 Mei 2009

Konsep Pelatihan

KONSEP DASAR PELATIHAN
TrainingSumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal penting dalam sebuah organisasi. Peran SDM sangat penting untuk kemajuan dan perubahan organisasi. Dikarenakan SDM mempengaruhi keefektifan dan keefisienan peran, fungsi dan tujuan organisasi. Untuk itu, perhatian organisasi untuk SDM harus dilakukan terus menerus dengan memelihara dan melatih SDM dengan berbagai cara, melalui serangkaian kegiatan dan program-program yang bersifat pengetahuan dan keterampilan. Saat ini sudah banyak perusahaan atau organisasi yang melakukan serangkaian kegiatan atau program guna mengingkatkan kinerja karyawannya.



Kegiatan atau program tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan, seminar, workshop, konseling maupun studi banding guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, perbaikan sikap serta meningkatkan kinerja ataupun sekedar mengetahui pengetahuan baru. Akan tetapi, setelah mengikuti suatu pelatihan, kadang-kadang suatu individu kinerjanya tetap tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mengapa dapat terjadi seperti itu? Siapa yang harus bertanggung jawab atas hal ini? Apaka individunya yang tidak mampu mengelola pendidikan dan pealtihan? Ataukah perusahaannya yang kurang peka terhadap kebutuhan organisasi? Mengapa pendidikan harus diimbangi dengan pelatihan?

Jika suatu organisasi ingin tujuannya tercapai sesuai dengan harapan, maka setiap individunya harus dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan efektif dan efisien. Pengetahuan dan keterampilan karyawan akan mempengaruhi apakah tugas yang diberikan padanya akan berhasil dan mencapai tujuan.

Individu/karyawan yang tidak memiliki atau sedikit memiliki pengetahuan dan keterampilan akan menghambat keberhasilan organisasinya. Oleh karena itu, setiap karyawan harus melakukan pemeliharaan dan pengembangan terhadap pengetahuan dan keterampilannya. Sikap dan nilai yang dimiliki karyawan terhadap lingkunag akan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas. Guna mencapai keberhasilan dalam tugas dan tujuan organisasi, setiap karyawan harus terus mengembangkan sikap yang dimilikinya agar tercipta budaya kerja yang diinginkan.

Dalam buku “Menyemai Teknologi Pendidikan”, buah karya Prof Yusufhadi Miarso, MSc, disebutkan bahwa tenaga kerja yang dibutuhkan dalam era perubahan ini adalah mereka yang terdidik dengan baik, terlatih, dan mengusai informasi (well educated, well trained, well informed). Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan dan pelatihan. Dalam bukunya, Prof Yusufhadi Miarso, MSc menyebutkan pendidikan memiliki pendekatan “just in case” artinya menganggap fungsinya adalah mempersiapkan peserta didik yang siap latih atau siap memasuki dunia kerja. Berbeda dengan pelatihan yang memiliki landasan pendekatan “just in time” yang artinya pembelajaran untuk suatu kompetensi atau keterampilan tertentu pada saat yang diperlukan.

Sedangkan Jay Cross dalam tulisannya Training vs. Education:A Distinction That Makes A Difference yang dipublikasikan pada Bank securities Journal, menyebutkan bahwa Pelatihan bukanlah pendidikan. Pendidikan diukur dari waktu (tenure) seperti halnya mengikuti seminar atau kuliah 4 tahun di kampus. Pelatihan (training) diukur dari ‘apa yang dapat kamu lakukan setelah kamu menyelesaikan masa pelatihan itu’. Training adalah melakukan. Training meningkatkan performance. Tujuan yang baik dalam sebuah training adalah memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu (doing something), bukan memiliki kemampuan untuk mengetahui sesuatu (knowing something).

Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan untuk memperoleh pengetahuan, proses intelektual, perolehan kompetensi, bersifat luas atau fokus pada hal yang luas (terdapat dalam lingkup sesuatu yang sedang ditekuninya ataupun tidak), bertahap dan kegiatan tersebut dilakukan dalam waktu yang relatif lama. Pendidikan dapat dilakukan dengan cara sekolah, kuliah dan program-program yang dinstruksikan. Sedangkan pelatihan merupakan kegiatan yang berfungsi meningkatkan keterampilan individu dalam mendalami pekerjaan yang sedang ditekuninya atau yang terkait dengan pekerjaannya. Pelatihan dilakukan pada saat keterampilan tersebut dibutuhkan.

Pelatihan membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan dalam penerapannya untuk meningkatkan keterampilan, kecakapan sikap dan meningkatkan motivasi individu dalam bekerja agar hasil kerjanya memuaskan. Keterampilan dapat dilakukan dengan kegiatan seminar, workshop, konseling, coaching, mentoring dan sebagainya. Pelatihan bersifat khusus (fokus pada satu hal saja) dan tidak bertahap. Karena bersifat penerapan, maka pelatihan yang dilakukan cenderung bersifat praktek guna mencapai tujuan organisasi.

Peningkatan sikap sendiri dapat dilakukan dengan metode-metode permainan yang saat ini telah banyak dikembangkan oleh penyedia pelatihan yang bersifat outbond. Peningkatan sikap berguna untuk menciptakan lingkungan kerja yang diinginkan dan dapat pula meningkatkan motivasi individu serta membangun teamwork.

Jadi setiap pengembangan, pendidikan dan pealtihan memiliki makna dan kegiatan tersendiri. Pengembangan merupakan kegiatan yang dilakukan dan pelatihan untuk jangka waktu ke depan. Pendidikan dilakukan untuk waktu yang lama, berjenjang dan fokus pada hal yang luas untuk meningkatkan pengetahuan secara umum. Pelatihan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam waktu singkat, tidak berjenjang, fokus pada satu hal dan dilatih saat itu saja untuk meningkatkan keterampilan.

Adapula istilah-istilah lainnya yaitu coaching mengandung pengertian pembinaan dilakukan atasan dan bawahan untuk suatu keterampilan tertentu. Mentoring yaitu pembinaan yang dilakukan antara senior dan junior. Konseling yaitu menyelesaikan masalah motivasi. Jadi education, training, development, coaching/mentoring mengatasi masalah kompetensi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar